Di Kenya, Asentus Ogwella Akuku adalah lambang poligami. Akuku mengaku menikah 130 kali sepanjang hidupnya, namun hukum di Kenya hanya mengakui 40 di antaranya.
Di usia 22 tahun, Akuku sudah menikahi
lima wanita. Di usia 35 tahun, dia menikah untuk ke-45 kalinya.
Teman-temannya mulai menjulukinya “Danger” atau “Bahaya” karena
kemampuannya memikat wanita.
Jika ada penghargaan untuk pelaku
poligami terbanyak, Akuku bisa jadi mendapat medali emas. Saking
populernya, Akuku bahkan meminta bayaran jika diwawancara media.
Jurnalis dan turis yang bertamu ke rumahnya di Ndhiwa bahkan harus
“membayar.”
Istri Pertama
Menurut koran Kenya, Standard Media,
Akuku menikah pertama kali pada tahun 1939 dan terakhir kali pada 1997
saat berusia 79 tahun. Istri termudanya saat dinikahi berusia 18 tahun
dan sekarang mereka memiliki tiga anak.
Akuku mengklaim telah menikah 130 kali,
namun hanya 40 yang diakui adat setempat. Lebih dari 80 istrinya telah
diceraikan.
Juru bicara keluarga, Tom Akuku,
mengatakan dari 40 istri yang sah, 22 orang di antaranya masih hidup.
“Beliau memiliki 210 anak, 104 anak perempuan dan 106 anak laki-laki,
yang beberapa telah meninggal,” katanya.
Keturunan Akuku sekarang hidup tersebar
di Kanyamwa dan Aora Chuodho di Kabupaten Ndhiwa dan Karungu di
Kabupaten Nyatike, Kenya. Sebagian putra dan cucu-cucunya mendapat
pendidikan yang baik, bekerja untuk pemerintah atau swasta.
“Beliau (Akuku) telah menjadi penasihat
dan pelindung kami,” kata Dorcas Matunga, salah satu menantu Akuku.
Rahasia Keperkasaan
Aku pernah mengatakan, rahasia
keperkasaannya adalah pola makan ketat. “Saya menghindari banyak lemak
dan garam dan itu menghindarkan saya dari penyakit,” katanya.
“Saya makan pada waktunya dan tak makan
apa pun di luar waktunya. Saya memakan makanan tradisional yang
disiapkan dengan baik. Saya selalu makan buah setelah makan.”
Sebagai pemimpin keluarga besar, Akuku
dikenal karena kedisiplinannya memerintah dengan tangan besi. Dia hafal
nama semua anaknya dan mengatur jadwal berkunjung ke istri yang mana.
“Saya menceraikan wanita yang tak
berkelakuan baik,” ujarnya.
Namun, Akuku juga dikenal sebagai orang
yang royal pada wanita. “Saya menjalani hidup mewah. Selalu siap
mengeluarkan uang untuk wanita,” katanya menceritakan cara menjaga
kedekatannya dengan wanita.
“Saya dijuluki “Bahaya” karena saya
mengalahkan banyak pria dalam hal wanita. Saya sangat gagah. Saya
berpakaian dengan gaya dan tahu cara memperlakukan wanita dengan omongan
manis. Tak ada wanita yang bisa mengenyahkan pendekatan saya. Saya
seperti magnet.”
Minggu dinihari, 3 Oktober 2010, Akuku
tumbang dan dilarikan ke rumah sakit. Saat tiba di rumah sakit provinsi
pada pukul 2 dinihari, Akuku meninggal karena penyakit diabetes yang
dideritanya.
Kematiannya meninggalkan kisah salah
seorang pelaku poligami terbesar yang tercatat sejarah. Salah satu
cucunya, Maureen Ochido menyebut, “kakekku seorang yang sangat
bersahabat dan penyayang yang sering disalahpahami.”
Dan keluarganya berbaris memenuhi pemakamannya. Begitu besarnya, sehingga jika istri dan anaknya diminta berdiri, lebih separuh yang berduka akan menegakkan kakinya.
0 komentar:
Posting Komentar